Tidak seorang pemuda, tidak peduli betapa agung dia, dapat tahu takdirnya. Dia tidak dapat melihat sekilas bagiannya dalam kisah besar yang diceritakan. Seperti halnya setiap orang, dia harus tinggal dan belajar. Dan demikian juga untuk penyihir muda yang menginjakkan kakinya di gerbang Camelot. Pemuda yang akan, pada suatu hari nanti, adalah ayah legenda. Namanya...Merlin.
Seorang pemuda melangkah memasuki wilayah kerajaan Camelot sambil memperhatikan sekeliling dengan senang. Dialah si tokoh utama, Merlin. Dengan senyum riang ia memasuki gerbang Camelot. Matanya tidak berhenti memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Ini pertama kalinya ia datang ke Camelot.
Sang raja Camelot, Uther Pendragon mengumumkan bahwa siapapun yang berani mempraktekkan sihir di Camelot akan dihukum mati. Uther juga mengumumkan bahwa akan diadakan pesta perayaan 20 tahun bebasnya Camelot dari kejahatan sihir.
Tiba-tiba saja seorang wanita tua menangis tersedu-sedu dari tengah kerumunan dan menjadi pusat perhatian. Ternyata wanita tua itu adalah ibu dari pemuda yang dieksekusi tadi. Wanita itu melontarkan kata-kata kebenciannya pada Uther, bahwa kejahatan yang paling nyata bukanlah sihir, melainkan Uther sendiri. Wanita tua itu bersumpah, bahwa dia akan membalas kematian putranya dan membuat Uther menangis sepertinya saat ini. Setelah berkata demikian, wanita itu mengucapkan mantra sihir dan menghilang.
Setelah kerumunan bubar, Merlin kembali berjalan masuk ke istana untuk menemui dokter istana, Gaius. Setelah tiba di ruangan Gaius, ia terpana karena benda-benda di ruangan itu benar-benar mencirikan bahwa pemiliknya seorang dokter. Tapi dia tidak menemukan Gaius, dia melihat sekeliling mencari Gaius. Ternyata Gaius tengah mengambil buku di rak yang tinggi.
Gaius yang terkejut melihat kedatangan Merlin tiba-tiba saja terjatuh dari rak. Merlin yang terkejut tiba-tiba saja memfokuskan pandangannya dan matanya bersinar kuning. Gaius terjatuh dengan pelan dan masih dengan mata bersinar kuning Merlin memindahkan sebuah kasur tepat di bawah Gaius hingga Gaius terjatuh di atas kasur.
Gaius kaget karena ternyata pemuda itu menggunakan sihir untuk menyelamatkannya. Merlin terus mengelak saat diinterogasi. Merlin menyerahkan sebuah surat titipan ibunya untuk Gaius dan Merlin segera memasuki kamar barunya.
Selagi Gaius membaca surat titipan Hunith, ibu Merlin, di ruangannya, Merlin sedang menatap keluar jendela dan menikmati pemandangan kota di malam hari. Ia tahu bahwa setelah ini hidupnya tidak akan sama lagi seperti sebelumnya.
Di istana, Uther menghampiri seorang gadis muda yang sangat cantik yang tengah merenung menatap keluar jendela. Dia adalah Morgana, putri angkat kesayangannya. Uther mengajak Morgana untuk bergabung merayakan pesta, tapi Morgana menolak karena merasa tidak pantas bergembira di atas kesedihan orang lain.
Morgana merasa prihatin dengan wanita tua yang tadi kehilangan putra semata wayangnya. Hal itu membuat Uther marah, tapi Morgana juga tidak mau kalah. Dia berpendapat bahwa sihir bukan suatu kejahatan selama tidak disalahgunakan dan pemuda yang dieksekusi tadi hanya belajar sihir, bukan membuat suatu pengkhianatan.
Tapi Uther semakin marah dan mereka pun bertengkar. Morgana menyebut Uther sangat brutal dan hanya bisa membuat banyak musuh dalam hidupnya. (salut banget buat Morgana....!!! hehe)
Sementara itu di dalam hutan terdapat kemah para prajurit Camelot yang sedang mengawal Lady Helen, penyanyi terbaik Camelot yang diundang untuk menyanyi di istana. Seorang pengawal yang menjaga tenda Lady Helen meninggalkan tempatnya karena mendengar suara mecurigakan. Lady Helen yang sedang beristirahat di dalam tenda dikejutkan oleh wanita tua yang masuk ke tendanya.
Wanita tua itu membunuh Lady Helen dengan matra sihir. Setelah itu, si wanita tua memakai kalung dan memantrainya. Karena mantra itu, wanita tua itu akhirnya berubah meyerupai Lady Helen. Tentu saja wanita itu adalah ibu pemuda yang dieksekusi dan berniat masuk istana untuk membalas dendam dengan menyamar menjadi Lady Helen.
Keesokan harinya, Merlin terbangun karena ada suara yang memanggilnya. Tapi Merlin mengabaikannya dan keluar kamar menemui Gaius. Gaius menyambutnya dan menyiapkan sarapan serta air untuknya. Saat Merlin hendak menikmati sarapannya, Gaius dengan sengaja menyenggol ember berisi air hingga terjatuh dari atas meja.
Mata Merlin yang langsung bersinar menyebabkan ember dan air yang tumpah melayang tanpa menyentuh lantai. Gaius terkejut karena Merlin bahkan tidak mengucapkan mantra apapun. Merlin akhirnya mengakui bahwa dia sudah mempunyai kekuatan sihir sejak ia lahir. Gaius memperingatkan agar Merlin berhati-hati menyembunyikan kekuatannya karena Uther akan mengeksekusi siapa saja yang terbukti memiliki kekuatan sihir.
Merlin hanya tersenyum dan ia menjadi asisten Gaius sejak hari itu. Ia bertugas mengantar obat kepada pasien-pasien Gaius. Saat ia berjalan-jalan di sekitar istana, Merlin menyaksikan seorang pelayan istana yang sedang dipermainkan oleh beberapa ksatria Camelot. Salah seorang dari kastria itu adalah seorang pemuda tampan, berambut pirang dan bermata biru.
Merlin mengernyit tidak suka saat pemuda pirang itu mengerjai si pelayan istana. Si pelayan istana yang habis-habisan dikerjai akhirnya terjatuh di depan Merlin. Merlin dengan kejengkelannya menegur si pemuda pirang yang heran melihatnya.
Merlin : Hey, ayolah. Sudah cukup!
Pemuda pirang itu heran, "Apa?"
Merlin tersenyum, "Kau sudah cukup bersenang-senang, temanku!"
Pemuda itu berjalan menghampiri Merlin, "Apa aku mengenalmu?"
"Aku Merlin." Merlin menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Aku tidak kenal kau. Kau tadi memanggilku teman?" pemuda itu berkata dengan angkuhnya dan tersenyum mengejek.
"Itu kesalahanku." Merlin tersenyum sinis.
"Tentu saja, aku pikir juga begitu." Kata pemuda pirang pirang itu.
Merlin menyeringai mengejek, "Yah, aku tidak pernah punya teman yang seperti keledai."
Pemuda itu tertawa dan menantang Merlin yang hendak pergi untuk berkelahi. Merlin yang terpancing mencoba meninju pemuda itu yang bisa ditangkis oleh pemuda itu dengan sangat mudah. Pemuda itu berkata bahwa ia akan memasukkan Merlin ke penjara. Merlin terkejut saat tahu bahwa dia adalah Pangeran Arthur, putra Raja Uther.
Di malam hari, rombongan Lady Helen pun tiba di istana Camelot. Lady Helen palsu turun dari kudanya dan memasuki istana. Tapi rupanya meskipun wujudnya adalah Lady Helen, bayangannya yang terpantul di genangan air tetap menunjukkan rupa aslinya.
Merlin yang tertidur di penjara terbangun karena mendengar suara berat memanggilnya namanya. Ia heran karena suara itu terus memanggilnya. Lalu Gaius datang ke penjara dan memarahi kecerobohannya menantang pangeran. Merlin akhirnya bisa dibebaskan Gaius tetapi harus menerima hukuman yaitu dipasung di tengah pasar dan dilempari buah-buahan dan sayuran busuk oleh siapa saja. Hahahaa...
Saat tengah menjalani hukuman, Merlin berkenalan dengan seorang gadis manis berkulit cokelat yang bernama Guinevere. Gadis itu memintanya memanggil dengan nama Gwen saja. Gwen berkata bahwa ia terkesima dengan aksi Merlin menantang Arthur. Gwen tidak terlalu menyukai Arthur yang dianggapnya lelaki kasar, ceroboh, temperamental, dan arogan. Merlin hanya tersenyum dan menganggap dirinya bodoh karena berani melawan pangeran. Tapi Gwen menganggap Merlin seperti pahlawan.
Setelah selesai menjalani hukuman, Merlin kembali ke kediaman Gaius. Mereka makan bersama dan Gaius membicarakan tentang kemampuan Merlin. Ia sangat kagum karena Merlin menggunakan sihirnya dengan intuisi dan spontan tanpa perlu mengucapkan mantra. Gaius tidak menyangka ada manusia yang terlahir dengan membawa sihir seperti Merlin. Tapi ia memperingatkan Merlin bahwa Uther membenci sihir.
Uther membenci sihir karena 20 tahun yang lalu Camelot hampir jatuh karena para penyihir. Akhirnya ia membunuh semua penyihir dan makhluk-makhluk yang berhubungan erat dengan sihir seperti naga. Uther menceritakan bahwa semua naga telah dibantai dan hanya disisakan satu sebagai contoh dan kemenangan Uther.
Naga yang masih hidup itu dirantai di goa bawah tanah di bawah penjara Camelot. Tidak ada yang bisa membebaskannya karena naga itu dirantai dan disihir dengan sihir yang sangat kuat. Hanya penyihir dengan kekuatan yang sangat luar bisa yang bisa membebaskannya. Merlin hanya bisa meringis mendengar betapa kejamnya Uther terhadap para penyihir dan pawang.
Keesokan harinya, Merlin ditugaskan Gaius untuk mengantar obat tenggorokan untuk Lady Helen. Saat Merlin memasuki kamar Lady Helen, ruangan itu kosong. Merlin yang semula ingin keluar melihat sebuah boneka jerami yang mencurigakan dan benda-benda yang tak lazim dimiliki oleh penyanyi. Ia dipergoki oleh Lady Helen dan untung saja Merlin punya alasan kenapa ia berada di kamar itu. Setelah keluar dari kamar Lady Helen, Merlin merasa ada sesuatu yang aneh dari wanita itu.
Merlin yang sedang berjalan di pasar dihentikan oleh Arthur dan ksatria Camelot lainnya. Awalnya Merlin tidak mempedulikannya, tapi ia tetap tidak bisa menahan emosinya. Merlin yang jengkel pun kembali mengejek Arthur dengan sebutan "keledai". Merlin pun berkata bahwa dia heran ada pemuda yang begitu menjengkelkan adalah seorang pangeran.
Arthur dan teman-temannya tertawa keras saat Merlin berkata, "Oh, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan mengadu pada ayahmu untuk meminta perlindungan?"
Arthur menantang duel dengan Merlin dan Merlin menerimanya. Arthur memberinya sebuah rantai besi dan mereka berduel. Arthur yang memang terlatih sebagai prajurit berada di atas angin, tapi Merlin tidak kalah cerdik. Ia menggunakan sihirnya untuk mengecoh Arthur. Gaius yang menonton duel itu pun menatap marah pada Merlin. Karena lengah, Merlin akhirnya dikalahkan oleh Arthur.
Saat pengawal istana menyeret Merlin untuk dibawa ke penjara, Arthur mencegahnya. Arthur membiarkan Merlin bebas karena ia terkesan pada Merlin. Merlin adalah satu-satunya orang bodoh yang berani melawannya dan entah kenapa Arthur merasa ada yang berbeda dari diri pemuda itu.
Saat di kediaman Gaius, Merlin dimarahi habis-habisan oleh Gaius. Gaius marah karena Merlin tetap memakai sihirnya untuk melawan Arthur yang bisa beresiko dia dieksekusi. Tapi Merlin berkata dia tidak bisa menyerah begitu saja tanpa perlawanan. Baginya, tanpa sihir dia lebih baik mati saja.
Merlin masuk ke kamarnya dan merajuk. Gaius menghampirinya sambil membawa obat-obatan untuk mengobati memar di punggung Merlin. Merlin bertanya pada Gaius apakah dia memang dilahirkan untuk jadi seorang monster dengan sihir yang dimilikinya. Gaius menyangkal ucapan Merlin dan menasehatinya agar jangan pernah berpikiran seperti itu.
Terlahir dengan sihir bukan berarti Merlin seorang monster karena sihir sebenarnya adalah anugerah, kata Gaius pada Merlin. Gaius berkata bahwa Merlin spesial, dia istimewa.
Merlin bertanya pada Gaius tentang alasan kenapa dia bisa terlahir seperti itu. Merlin bingung dengan sihir yang dimilikinya dan tidak mengerti mengapa harus dia yang dianugerahi bakat itu. Gaius sama sekali tidak bisa menjawabnya.
Di tengah malam, Merlin terbangun saat mendengar suara berat memanggil namanya. Ia tahu bahwa suara itu sama dengan suara-suara yang terus memanggilnya selama di Camelot. Ia mengendap-ngendap keluar mencari sumber suara itu. Suara itu akhirnya membawanya ke penjara Camelot.
Setelah berhasil mengelabuhi pengawal penjara hingga mereka meninggalkan tempat berjaga, Merlin mengambil salah satu obor dan terus mencari asal suara. Semakin lama suara itu semakin jelas dan tanpa sadar membawanya ke tempat di bawah tanah penjara. Saat dia tiba di pintu sebuah goa bawah tanah, suara berat itu terdengar jelas sekali. Merlin mencari dan berteriak memanggil pemilik suara.
Tiba-tiba, seekor naga raksasa muncul dari atas goa dan berpijak di batu besar di hadapan Merlin. Sang naga mengamati Merlin dan berkata Merlin begitu kecil untuk sebuah takdir yang sangat agung. Merlin bingung. Naga berkata bahwa sihir yang dianugerahi pada Merlin bukan tanpa alasan.
Merlin semakin tertarik untuk tahu lebih jauh dan bertanya pada naga apa maksud takdir agung yang dikatakannya. Sang naga berkata, Arthur adalah raja masa depan yang akan menyatukan Albion (Inggris) dimana sihir akan diterima dengan tangan terbuka di masa pemerintahannya kelak. Merlin tidak mengerti kenapa hal itu harus berhubungan dengannya dan sihirnya.
Sang naga agung kembali mengatakan Merlin ditakdirkan berada di sisi Arthur dan melindunginya dari musuh maupun teman yang berniat membunuh Arthur. Itu adalah takdir yang sudah ditetapkan untuk Merlin dan Merlin dilahirkan untuk itu. Tanpa Merlin maka Arthur tidak akan pernah menjadi raja, dan tanpa Merlin maka tidak akan pernah ada Albion (Inggris).
Naga raksasa tersebut terbang ke atas gua meninggalkan Merlin yang masih bingung akan takdir yang harus dijalaninya.
Akhirnya tiba hari dimana puncak perayaan dilangsungkan, Lady Helen palsu tengah bersiap-siap di kamarnya. Seorang pelayan wanita masuk memberinya buah-buahan dan membantunya bersiap-siap. Namun saat menarik kain dari cermin, pelayan itu terkejut melihat bayangan Lady Helen di cermin. Lady Helen palsu tidak tinggal diam, ia pun membunuh pelayan itu dengan sihirnya hingga pelayan itu mengeras seperti patung.
Di aula istana pesta diadakam dengan meriah. Arthur tengah mengobrol dan bercanda dengan ksatria-ksatrianya, sementara Merlin terus berdiri di dekat Gaius. Tidak lama kemudian, baik Arthur maupun Merlin terpana melihat Lady Morgana yang memasuki aula dengan penampilan yang sangat cantik. Gaius memperingati Merlin untuk fokus pada pekerjaannya.
Pelayan pribadi Morgana, Gwen, menghampiri Merlin dan mereka mengobrol. Gwen berkata Morgana sangat cantik dan cocok sekali menjadi ratu. Tapi kemudian Gwen berpikir, memangnya siapa yang mau menikah dengan pria arogan seperti Arthur. Merlin tertawa mendengarnya.
Ruangan mendadak hening saat Raja Uther memasuki aula dan semua pejabat dan bangsawan yang hadir duduk di tempatnya masing-masing. Uther memberikan sambutan dan dia mempersilahkan penyanyi terbaik di Camelot untuk mempersembahkan lagunya. Semua orang bertepuk tangan saat Lady Helen siap untuk bernyanyi.
Lady Helen pun mulai bernyanyi dengan suara yang sangat indah dan merdu membuat semua orang terhanyut oleh suaranya. Setiap orang terpesona pada Lady Helen, suaranya sungguh merdu.
Tapi ternyata lagu yang dilantunkan oleh Lady Helen adalah matra sihir sehingga membuat semua orang yang mendengarnya mengantuk. Hanya Merlin yang menyadari bahwa lagu itu adalah sihir dan Merlin segera menutup telinganya dengan kedua telapak tangannya.
Satu per satu orang yang ada di aula tertidur pulas, termasuk Uther, Arthur, Gaius, dan Morgana kecuali Merlin. Lady Helen tidak berhenti bernyanyi dan terus melantunkan mantranya.
Aula pun berubah menjadi tempat yang suram, semua penerangan padam. Hanya sinar bulan yang menerangi aula dan sarang laba-laba memenuhi setiap sudut aula. Lady Helen terus bernyanyi, matanya yang penuh kebencian dan dendam tidak pernah lepas menatap Arthur. Ia semakin mendekati Arthur dan mengambil sebilah belati dari gaunnya dan ingin melemparkannya pada Arthur.
Merlin adalah satu-satunya manusia yang tidak tertidur di sana dan ia menyadari Lady Helen bermaksud membunuh Arthur. Dengan kekuatan sihir dari matanya, Merlin menjatuhkan lampu raksasa yang tergantung di atas Lady Helen. Besi lampu itu runcing-runcing dan menimpa Lady Helen yang sedikit lagi berhasil melemparkan belati pada Arthur.
Lagu pun berhenti dan semua orang terbangun lagi. Uther terkejut saat melihat Lady Helen palsu berubah kembali ke wujud aslinya. Ternyata dia adalah wanita tua yang putranya dibunuh oleh Uther. Tapi wanita itu belum mati dan secepat kilat ia melemparkan belatinya ke arah Arthur.
Arthur hanya bisa mematung di tempat. Tapi Merlin bergerak cepat, ia menarik Arthur dan belati itu menancap di sandaran kursi yang diduduki Arthur sebelumnya. Setelah itu, wanita tua itu meninggal.
Arthur masih diam karena syok. Uther yang telah sadar dari rasa kagetnya merangkul putranya dan mengucapkan terima kasih pada Merlin. Merlin salah tingkah dan menolak diberi penghargaan dari Uther. Tapi karena Uther memaksa akhirnya Merlin mau menerimanya.
Baik Merlin maupun Arthur terkejut sekali saat Uther mengumumkan Merlin diangkat sebagai salah satu pengurus rumah tangga istana dengan kata lain menjadi pelayan pribadi Pangeran Arthur. Mereka berdua sama-sama melotot satu sama lain dan memasang tampang masam sementara seisi ruangan bertepuk tangan. Hahaahaha....
Saat ini Merlin telah berada di kamarnya, ia merenungkan segala hal yang telah terjadi semalam. Tentang takdirnya sebagai pelindung Arthur dan tugasnya membantu Arthur untuk menjadi raja yang akan menyatukan Inggris.
Gaius masuk ke kamarnya dan memberi selamat pada Merlin. Gaius berkata, melihat segala hal yang telah dilakukan Merlin, nampaknya telah jelas bahwa Merlin ditakdirkan untuk menjadi penyelamat. Terbukti dari Merlin yang telah menyelamatkan Gaius saat jatuh dan Arthur saat hampir dibunuh. Gaius merasa sihir Merlin berguna untuk itu.
Gaius pun memberikan sebuah buku yang berisi mantra-mantra sihir agar sihir Merlin semakin kuat. Merlin sangat senang dan berjanji ia akan memperlajari setiap kata mantra yang tertulis di dalamnya.
Lalu, Merlin dipanggil oleh seorang pengawal yang menyampaikan pesan bahwa Pangeran Arthur ingin Merlin segera menghadapnya.
Merlin meringis mengingat bagaimana interaksi mereka selama ini yang tidak pernah akur. Tapi mulai saat ini ia adalah pelayan Arthur, ia akan selalu berada di sisi Arthur dan menjalani takdir agungnya. Takdirnya, Arthur, dan Albion.
EPISODE 1 - SELESAI